Minggu, 05 Mei 2013

Behavior Therapy

Behavioral therapy adalah salah satu teknik yanag digunakan dalam menyelesaikan tingkah laku yang ditimbulkan oleh dorongan dari dalam dan dorongan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup, yang dilakukan melalui proses belajar agar bisa bertindak dan bertingkah laku lebih efektif, lalu mampu menanggapi situasi dan masalah dengan cara yang lebih efektif dan efisien. Aktifitas inilah yang disebut sebagai belajar. Tokoh-tokoh klasik yang juga berperan penting dalam behavioral therapy adalah B. F Skinner, J.B Watson, Albert Bandura, dan lain-lain. Pendekatan behavioral muncul sejak tahun 1950 dan awal 1960 sebagai konsep radikal yang bertentangan dengan perspektif psikoanalisa yang dominan. Behavior therapy dapat dipahami dengan mempertimbangkan tiga area perkembangan, yaituclassical conditioning, operant conditioning dan cognitive therapy (Corey, 1996).

Ciri-ciribehavioral therapy, adalah sebagai berikut :
a. Berfokus pada tingkah laku yang tampak dan spesifik;
b. Memerlukan kecermatan dalam perumusan tujuan terapeutik;
c. Mengembangkan prosedur perlakuan spesifik sesuai dengan masalah klien;
d. Penafsiran objektif atas tujuan terapeutik
Behavior therapy beranggapan bahwa kondisi klien merupakan akibat dari stimulus konselor, dengan begitu konselor dalam setiap mengadakan konseling harus mempunyai stimulus kepada klien, sehingga klien dengan mudah dan cepat merasakan stimulus yang diberikan.


Teknik-teknik Therapy Behavior
Untuk mencapai tujuan dalam proses terapi diperlukan tekhnik-tekhnik yang digunakan. Untuk pengubahan perilaku ada sejumlah tekhnik yang dapat dilakukan dalam terapi behavior, yaitu:
a. Desensitisasi Sistematis, merupakan tekhnik relaksasi yang digunakan untuk menghapus perilaku yang diperkuat secara negative biasanya berupa kecemasan, dan menyertakan respon yang berlawanan dengan perilaku yang akan dihilangkan dengan cara memberikan stimulus yang berangsur dan santai
b. Terapi implosif, dikembangkan atas dasar pandangan tentang seseorang yang secara berulang-ulang dihadapkan pada situasi kecemasan dan konsekuensi-konsekuensi yang menakutkan ternyata tidak muncul, maka kecemasan akan hilang. Atas dasar itu klien diminta untuk membayangkan stimulus-stimulus yang menimbulkan kecemasan.
c. Latihan Perilaku Asertif digunakan untuk melatih individu yang mengalami kesulitan untuk menyatakan dirinya bahwa tindakannya layak atau benar.
d. Pengkondisian Aversi, tekhnik pengkondisian diri digunakan untuk meredakan perilaku simptomatik dengan cara menyajikan stimulus yang tidak di kehendaki tersebut terhambat kemunculannya.
e. Pembentukkan Perilaku model, digunakan untuk membentuk perilaku baru pada klien, memperkuat perilaku yang sudah terbentuk dengan menunjukkan kepada klien tentang perilaku model, baik menggunakan model audi, model fisik atau lainnya yang dapat teramati dan dipahami jenis perilaku yang akan di contoh.
f. Kontrak Perilaku, adalah persetujuan antara dua orang atau lebih(terapis dan klien) untuk mengubah perilaku tertentu pada klien. Dalam terapi ini terapis memberikan ganjaran positif, dipentingkan daripada memberikan hukuman jika kontrak tidak berhasil.

Tujuan behavioral therapya dalah mencapai kehidupan tanpa mengalami perilaku simptomatik, yaitu kehidupan tanpa mengalami kesulitan atau hambatan perilaku, yang dapat membuat ketidakpuasan dalam jangka panjang, atau mengalami konflik dengan lingkungan sosial.
Kelebihan Dan Kelemahan Behavioral Therapy
Kelebihan yang dari behavioral therapy ini: memiliki berbagai macam teknik konseling yang teruji dan selalu diperbaharui, waktu dalam konseling relatif singkat, kolaborasi yang baik antara konselor dan konseli dalam penetapan tujuan dan pemilihan teknik. Sedangkan kelemahan yang dari behavioral therapy adalah mengabaikan faktor relasional penting dalam terapi, tidak memberikan wawasan, mengobati gejala bukan penyebab, melibatkan kontrol dan manipulasi oleh konselor.




sumber :
Corey, Gerald. (1996). Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy. USA: Brooks Cole.
Latipun. (2001). Psikologi Konseling. Malang : UMM Press